Selective Mutism

Bisu yang Tak Sepenuhnya Bisu

DC Buddies, pernah dengar tentang Selective Mutism? Mutisme selektif mungkin terdengar unik, tapi sebenarnya kondisi ini bisa bikin tantangan besar bagi penderitanya. MutismeSelektif adalah gangguan psikologis di mana seseorang kesulitan berbicara dalam situasitertentu, meskipun secara fisik mereka mampu. Kondisi ini paling sering dialami anak-anak,terutama saat mereka mulai beradaptasi di lingkungan sekolah.

Tapi tunggu dulu, jangan buru-buru menganggap mutisme selektif sama dengan pemalu. Mutisme Selektif itu jauh lebih rumit. Kalau orang pemalu masih bisa ngobrol setelah merasanyaman, penderita Mutisme Selektif benar-benar seperti “terkunci” dalam situasi tertentu.Menarik, kan? Yuk, kita bahas lebih dalam!

Kenapa Bisa Kena Mutisme Selektif?

Mutisme Selektif memang masih menjadi misteri bagi para ahli, tapi ada beberapa faktor

yang diduga berperan dalam kemunculannya, seperti:

● Masalah Psikologis: Gangguan seperti fobia sosial, rasa takut akan penolakan, atau pengalaman trauma.

● Lingkungan: Kurangnya kesempatan untuk bersosialisasi, pola asuh yang terlalu protektif, atau kebiasaan menghindari situasi sosial.

● Genetik: Anak dari keluarga yang punya riwayat selective mutism atau fobia sosial.

● Perkembangan: Kesulitan dalam bicara, bahasa, atau masalah saraf tertentu.

Bagaimana kondisi seseorang yang mengalami Mutisme Selektif?

Orang dengan Mutisme Selektif sering menghindari situasi yang membuat mereka tidak nyaman, terutama yang melibatkan komunikasi verbal. Ini adalah mekanisme perlindungan diri, tetapi sayangnya sering disalahartikan sebagai perilaku sengaja melawan, kasar, atau acuh. Padahal, mereka sebenarnya merasa sangat cemas ketika harus berbicara, yang dapat berdampak pada kehidupan sosial dan akademis mereka. Beberapa hal yang mungkin mereka alami:

● Gejala berlangsung selama 1–2 bulan sejak seseorang mulai berinteraksi di lingkungan baru.

● Menunjukkan tanda-tanda fisik seperti tubuh tegang, gerakan yang kaku, atau menghindari kontak mata, terutama dalam situasi yang menuntut komunikasi.

● Sering dianggap menarik diri, tidak perhatian, atau tidak peduli. Namun, sebenarnya mereka sedang menghadapi tingkat kecemasan yang tinggi.

● Tidak mampu berbicara sama sekali dengan guru, teman, atau anak-anak lain. Bahkan, mereka sering kali tidak bisa merespons dengan anggukan atau gerakan sederhana.

● Lebih nyaman menggunakan cara non-verbal, seperti menulis, menggambar, atau bahasa isyarat, untuk berkomunikasi.

Apakah Mutisme Selektif dapat Sembuh?

Bisa banget! Kabar baiknya, kondisi ini punya potensi besar untuk membaik, apalagi kalau penanganannya dilakukan sejak dini. Kuncinya ada pada intervensi yang tepat dan konsisten. Proses "penyembuhan" mutisme selektif ini butuh kolaborasi solid dari berbagai pihak, termasuk terapis wicara (SLP), ahli kesehatan perilaku, guru, dan keluarga.

Terapi untuk mutisme selektif umumnya fokus pada dua hal:

1. Mengurangi Kecemasan : Ini adalah akar masalahnya. Dengan mengurangi kecemasan, penderita akan lebih mudah untuk berbicara.

2. Melatih Kemampuan Berbicara Secara Bertahap: Prosesnya gak instan. Dimulai dari situasi yang paling nyaman, lalu perlahan-lahan ditingkatkan ke situasi yang lebih menantang.

Setiap usaha kecil, bahkan yang nonverbal sekalipun, perlu diapresiasi dan diberi penguatan positif. Penting untuk diingat bahwa memaksa seseorang dengan mutisme selektif untuk berbicara justru dapat memperburuk kecemasan mereka.

Jadi, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Mutisme selektif perlu ditangani dengan serius supaya nggak mengganggu aktivitas sehari- hari. Kalau kamu kenal seseorang dengan mutisme selektif, beri dukungan dengan sabar dan penuh pengertian. Jangan lupa, konsultasikan ke psikiater atau terapis biar mereka dapat penanganan terbaik. Mereka butuh kamu, maka dari itu, yuk jadi support system terbaik!

Referensi

● American Speech-Language-Hearing Association. Selective

Mutism (asha.org/public/speech/disorders/selective-mutism/). Diakses pada 28

Desember 2024.

● Capozzi, F., Manti, F., Di Trani, M. et al. Children’s and parent’s psychological

profiles in selective mutism and generalized anxiety disorder: a clinical study. Eur

Child Adolesc Psychiatry 27, 775–783 (2018).

TAGS

No responses yet

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *